Aku hidup di jaman hidup serba distandar dan semua serba terprogram. Baik buruk, benar salah semua ada standardnya, dari lahir nama, agama dan bahkah tujuan hidup sudah diarahkan. Kita diprogram untuk mengikuti aturan masyarakat yang apabila kita melanggar kita dianggap sebagai pemberontak, virus atau lebih parah lagi sampah masyarakat. Norma-norma dan hukum-hukum yang berlaku adalah standar yang harus dipatuhi, mau tidak mau, suka tidak suka. Sebagai perempuan Bali, aku merasa banyak sekali tuntutan dan tekanan yang di hadapi. Aku diharuskan mengikuti aturan-aturan yang kadang beberapa diantaranya sudah kuno menurut ku. Bukan berarti sok modern, aku sangat bangga dengan budaya dan kearifan lokal masyarakat Bali, dengan adat dan tradisinya, dengan taksu dan keseniannya, aku bangga sekali dan aku mencintai tanah kelahiranku. Di sisi lain sebagai perempuan setengah modern (karena aku belum sepenuhnya menjadi wanita modern dan aku tidak berniat menjadi wanita modern), ada bebe