Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Aku dimatamu (keluhan terselubung)

 Aku aneh Aku kekanakan Aku “ngrenyed” Aku cengeng Ntah apa lagi aku dimatamu. Sepertinya memang tidak pernah baik. Kalau aku menunjukkan rasa kesalku, atau saat aku bilang aku sedih karena sikapmu, kamu akan bilang aku “ngrenyed” (mungkin mirip dengan lebay kalau di-Indonesiakan), seperti hari ini. Kamu memang tidak bilang langsung, tapi ntah kenapa aku bisa mendengarnya, meski tidak ada suara, tp jelas terdengar saat kamu menatap ku. Saat itu aku berpikir, apa sebaiknya aku usah menunjukkan rasa kesal ku, ga boleh bilang kalau lagi marah, atau lagi sedih. Atau mungkin aku tidak boleh merasa kesal, marah dan sedih?  Reaksi ku tadi mungkin berlebihan menurutmu. Tapi aku tiba-tiba merasa kesal, marah dan berakhir sedih saat tau kamu pergi jalan-jalan jauh tanpa aku. Ya TANPA AKU Aku merasa tersingkirkan, ga dianggap. Ngasi tau bakal pergi aja ngga, sama siapa aja ngga, tau-tau di tag sm ponakan kalo kalian lagi jalan-jalan. Hal yang belum tentu setahun sekali aku alami. Rasa-rasanya sel

Satu di antara Dua

  Memilih tidak pernah mudah, bahkan untuk orang paling pintar sekalipun. Katamu mungkin aku terlalu nyaman dengan diriku, atau aku terlalu terbiasa dengan kita saja, kamu dan aku. Kamu mempertanyakan sesungguhanku, keseriusanku, keinginanku. Ringan sekali kata-kata itu mengalir darimu, tajam menusuk ku. Keraguanmu akan kesungguhan ku, kamu ga tau kan kalau itu menusuk ku pelan-pelan. Bagimu usaha ku tidak sekeras kamu, aku tidak serius. Mungkin takut ku tak tampak, rasa takut ku lihai aku sembunyikan. Kalau untuk masalah yang satu itu, aku selalu memilih diam. Hanya saja , sepertinya diamnya aku terlihat seperti ketidakseriusan. Jujur, aku lelah dengan pertanyaan - pertanyaan, kapan? Kok belum? uda ke dokter? Uda berobat kemana aja? Sabar, bla bla bla bla. Sampai kata-kata yang terkesan memojokkan dan menuduh. Siapa pihak yang terpojok dan tertuduh? Aku, ya AKU, siapa lagi? Terkadang ucapan mereka seperti menyalahkan ku. Bilang aja aku baper? Siapa yang ga baper terus-terusan dicekoki