Memilih tidak pernah mudah, bahkan untuk orang paling pintar sekalipun.
Katamu mungkin aku terlalu nyaman dengan diriku, atau aku terlalu terbiasa dengan kita saja, kamu dan aku. Kamu mempertanyakan sesungguhanku, keseriusanku, keinginanku. Ringan sekali kata-kata itu mengalir darimu, tajam menusuk ku. Keraguanmu akan kesungguhan ku, kamu ga tau kan kalau itu menusuk ku pelan-pelan. Bagimu usaha ku tidak sekeras kamu, aku tidak serius. Mungkin takut ku tak tampak, rasa takut ku lihai aku sembunyikan. Kalau untuk masalah yang satu itu, aku selalu memilih diam.
Hanya saja , sepertinya diamnya aku terlihat seperti ketidakseriusan. Jujur, aku lelah dengan pertanyaan - pertanyaan, kapan? Kok belum? uda ke dokter? Uda berobat kemana aja? Sabar, bla bla bla bla. Sampai kata-kata yang terkesan memojokkan dan menuduh. Siapa pihak yang terpojok dan tertuduh? Aku, ya AKU, siapa lagi? Terkadang ucapan mereka seperti menyalahkan ku. Bilang aja aku baper? Siapa yang ga baper terus-terusan dicekoki kata-kata dan pertanyaan seputar kapan punya anak? Siapa yang ga pengen nangis, karena bahkan suami sendiri seakan ga mensupport aku?
Belum lagi intervensi dari mana-mana, tiba-tiba yang harus minum ramuan-ramuan aneh, tiba-tiba dipanngil trus katanya mau ngomong sesuatu, eh taunya mau dipijit. Kesel, jelas! Marah, hampir! Ga suka sama caranya? TENTU SAJA!!! Seakan-akan berhasil bikin aku hamil itu adalah pencapaian besar buat mereka. Oh, jangan harap, aku ga suka merasa berhutang, aku ga mau dibayangi dan dihantui perasaan berhutang seumur-hidup, diungkit-ungkit kalau aku bisa hamil atas bantuannya. No, aku ga mau seperti itu.
Aku bingung mau cerita ke siapa. Aku takut saat HSG, hasilnya ga bagus dan aku disalahin, aku takut tiap kali ke dokter hasilnya gimana, aku takut aku yang kenapa-napa dan disalahin. Terlebih lagi aku amat sangat takut sejarah terulang kembali. Aku takut punya anak tapi harus kehilangan suami. Aku ga mau kaya gitu, aku ga mau benci sama anakku nanti, mengganggap kehadirannya dia yang buat kamu harus pergi. Itu ketakutan terbesar ku saat ini. Kalau aku cerita ini, aku pasti dianggap terlalu berlebihan. Bagi mereka-mereka punya penerus adalah suatu keharusan, tapi tidak buatku kalau itu bisa membuatku kehilanganmu!!
Basmatika
26/01/2021
Komentar
Posting Komentar