Langsung ke konten utama

Dosis JEDA (Antara Overdosis atau Underdosis)

Berapa banyak jeda yang aku perlukan untuk membuat ku kembali waras, berapa lama jeda yang aku butuhkan untuk membuat passion ku kembali?

Antara jenuh, keinginan menyerah, kurangnyanya motivasi dan inovasi, paket lengkap yang membuat ku ingin lari. Lari dari apa? Kenyataan? Bisa dibilang seperti itu, tapi menghapi kekeras kepalaan makhluk-makhluk itu menguras tenaga, pikiran dan hati. Ini tidak berlebihan, rasanya nano-nano saat kamu ingin marah tapi harus tetap meladeni setiap request yang kadang tidak masuk akal itu. Rasanya ingin menggaruk muka mereka dan teriak "Aku lho bukan Tuhan!!!!" 

Kemarin aku sudah mengambil jeda, but guess...I take a leave, but just my body. 😢😢😢
My mind still at office, fyuuh....Jedanya kurang atau uda overdosis? Terkadang menurut ku is important to do a lil bit of nothing, tapiiiiiii....ga bisa. Syediiih banget kan....
Entah apa yang aku kejar disini, apa sih yang aku cari di sini? Pengalaman? Karier? Pengakuan? Uang? Nehi!!! Aku bukan tipe orang yang pengen punya karir cemerlang, bukan juga orang yang haus akan pengakuan dan existensi. 


Katanya ini cuma sebagian kecil dari pelajaran yang bisa bikin aku tambah kuat, semacam ujian naik level gitu. Namanya ujian uda pasti susah sih, ini kadang sampe berderai-derai air mata. Bukannya lebay, cuma bayangin aja, pas weekend atau lagi ngambil annual leaving masih aja ada yang nelponin, trus kapan aku punya waktu untuk menikmati hidup? Percuma punya gaji gede tapi mau liburan aja susah. Oke, aku punya quote baru, "Im Reservation Agent, I have No Life!" 😑



Kalau dilihat dari ciri-ciri di atas, aku sepertinya kekurangan jeda alih-alih over dosis. Pasti! I need getaway, pengen sekali ngambil cuti panjang, liburan ke tempat yang ga ada signal telepon, hape dialihfungsikan jadi kamera aja. Kalau mau upload-upload pas uda balik ke peradaban lengkap dengan #latepost 😁



Ya udah lah yaaaa, jam breakfast uda mau habis, ini aku ceritanya lagi quick getaway, abis ini hape mau aku set airplane mode aja, irit batere, padahal biar ga ada yang bisa nelpon 😏



Oyaaa, Selamat Hari Raya Idul Fitri untuk yang merayakan 🙏🏻




Dari aku yang rindu low season




Ubud, 25 June 2017

Royal Tulip Visesa


-basmatika-




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dimatamu (keluhan terselubung)

 Aku aneh Aku kekanakan Aku “ngrenyed” Aku cengeng Ntah apa lagi aku dimatamu. Sepertinya memang tidak pernah baik. Kalau aku menunjukkan rasa kesalku, atau saat aku bilang aku sedih karena sikapmu, kamu akan bilang aku “ngrenyed” (mungkin mirip dengan lebay kalau di-Indonesiakan), seperti hari ini. Kamu memang tidak bilang langsung, tapi ntah kenapa aku bisa mendengarnya, meski tidak ada suara, tp jelas terdengar saat kamu menatap ku. Saat itu aku berpikir, apa sebaiknya aku usah menunjukkan rasa kesal ku, ga boleh bilang kalau lagi marah, atau lagi sedih. Atau mungkin aku tidak boleh merasa kesal, marah dan sedih?  Reaksi ku tadi mungkin berlebihan menurutmu. Tapi aku tiba-tiba merasa kesal, marah dan berakhir sedih saat tau kamu pergi jalan-jalan jauh tanpa aku. Ya TANPA AKU Aku merasa tersingkirkan, ga dianggap. Ngasi tau bakal pergi aja ngga, sama siapa aja ngga, tau-tau di tag sm ponakan kalo kalian lagi jalan-jalan. Hal yang belum tentu setahun sekali aku alami. Rasa-rasanya sel

Aku dan Sepenggal Cerita

Hati yang merindu nan rapuh Meski layar ku kembang penuh Dan jarak sudah bertahun aku tempuh Namun sauh tak kunjung berlabuh Walau angin kehilangan ritmenya Cinta, cita dan asa masih ku punya Hanya satu pinta sebelum ajal bertahta Labuhkan hatimu ke pangkuanku saja Padamu yg tiada berupa Padamu aku jatuh cinta Ku awali tulisan ini dengan sebuah puisi, puisi yang kata per katanya ku kutip dari mana-mana. Dan ini lah ceritaku:  Ini cerita tentang pengorbanan, tentang cinta, tentang keraguan dan kepastian, tentang kebimbangan dan keyakinan, tentang perasaan goyah akan sesuatu dan rasa ingin bertahan. Sebuah cerita tentang rasa kecewa dan keputusasaan, cerita tetang perubahan, cerita tentang ketakutan dan keberanian, juga tentang kerapuhan. Aku menyebut serita ini kehidupan , dengan berbagai rasa dan asa, dengan ribuan proses yang terjadi didalamnya. Ya ini adalah cerita tentang hidup, hidup ku tepatnya… Dulu aku menyebutnya pengorbanan, yang aku korbankan adalah diriku, p

Kematian adalah Perayaan

 Saat aku bilang 34 tahun sudah lama, aku ga bercanda. Hidup selama 34 tahun rasanya sudah lebih dari cukup, untuk apa berlama-lama?  Katamu tanggung jawab itu memang berat, katamu aku belum mencoba semua hal, katamu aku belum terlalu berusaha. Tapi kataku sudah cukup, kataku aku lelah, kataku tidak ada lagi yang mau aku coba, kataku aku sudah siap. Tidak bolehkah merasa jenuh? Lemahkah kalau aku ingin berhenti? Berdosakah aku kalo aku merasa sedih? Terkadang aku merasa tidak punya sandaran, aku bingung harus cerita ke siapa. Aku takut, saat aku mengeluh bukan pelukan yang aku dapat, aku cemas saat aku bercerita bukan dukungan yang aku dapat. Aku sesalu overthingking akan setiap reaksimu, menebak-nebak kalimat-kalimat yang keluar dari mulut mu, apakan kata-kata pedas atau penghiburan. Aku merasa sendirian, kata pulang semakin terasa ambigu. Dulu pulang adalah ke rumah orang tua ku, skarang aku merasa sudah bukan bagian dari mereka lagi, tidak pula menjadi bagian utuh dari kalian.  Mung