Menurut sebagian orang aku orangnya egois. Tak apa, tidak masalah dan aku tidak punya keharusan untuk menjelaskan siapa diriku pada semua orang apalagi orang yang nota bene tidak dekat denganku.
Bukankah siapa kita adalah tentang persepsi?
Ada yang bilang bahwa cara orang memperlakukan kita adalah cerminan diri kita sendiri. Aku setuju sih, tapi (tetep ada tapinya yaaa) ga semua sih kaya gitu. Terutama tipe kaya aku yang pendendam ini, sekali ga suka sama orang biar kaya gimana dia baikin aku, ga bakalan bikin aku balik respek lagi sama dia. Jahat ya??? Yaaaa balik lagi jahat ga nya itu relatif tergantung persepsi kalian masing-masing.
Beberapa orang menyebut aku tuh orangnya pesimistis, dan aku menyebut diri ku REALISTIS! Ada banyak hal yang membedakannya, misalnya nih ya...aku ditantang beli MacBook tapi cuma punya duit sejuta dan harus dapat dengan harga itu, aku bilang ga bisa, apa itu aku pesimis? NO, aku tau harga MacBook itu belasan hingga puluhan juta, aku realistis bilang ga karena duit sejuta ga bakal bisa beli itu. Mau yg bekas? yang rusak? Sama kaya orang nawar harga kamar di The Mulia sampai 1 Juta per malam, apa si "Ibu" ga ngamuk-ngamuk tuh?
Bilang "ga bisa" tidak selalu menunjukan kalau orang itu pesimis, bisa jadi dia itu realistis. Lagi pula tidak semua orang bisa melihat peluang dan tidak semua orang bisa melihat kode yang alam berikan.
Makin kesini aku menyadari aku hidup tuh bukan untuk menyenangkan semua orang, hellooooo, kasian banget yah kalo aku selalu berusaha menyenangkan orang di sekitarku dan mengesampingkan kebahagiaan ku sendiri. Bahagia melihat orang lain bahagia itu tidak seperti itu, bahagia ku adalah tanggung jawab ku. Aku tidak meletakkan kebahagiannku pada orang lain, pada sesuatu yang bisa hilang kapan saja.
Aku realistis, aku bisa optimis dan kadang pesimis. Aku bisa menebar aura positif dan negatif sekaligus. Aku adalah aku yang masih mencari tujuan ku, mencari passion ku, aku adalah percikan kecil dariNya.
Makin kesini aku makin sadar kalo semua orang itu unik. Dulu aq sering bilang "dia aja bisa kenapa aku ga?" tapi sekarang ga lagi, aku sadar kemampuan setiap orang itu berbeda. Teman ku mungkin bisa dan berani panjat tebing, tapi aku tidak. Bukan karena aku pesimis, tapi aku realistis. Aku tau kemampuan ku, daripada nanti jatuh dan ngerepotin orang mending aku cari kegiatan yang lain, seperti menulis misalnya.
Oke, uda mau jam 5 sore, uda waktunya pulang.
Salam hangat dr orang yang realistis dan malas
-Basmatika Awiq-
Bukankah siapa kita adalah tentang persepsi?
Ada yang bilang bahwa cara orang memperlakukan kita adalah cerminan diri kita sendiri. Aku setuju sih, tapi (tetep ada tapinya yaaa) ga semua sih kaya gitu. Terutama tipe kaya aku yang pendendam ini, sekali ga suka sama orang biar kaya gimana dia baikin aku, ga bakalan bikin aku balik respek lagi sama dia. Jahat ya??? Yaaaa balik lagi jahat ga nya itu relatif tergantung persepsi kalian masing-masing.
Beberapa orang menyebut aku tuh orangnya pesimistis, dan aku menyebut diri ku REALISTIS! Ada banyak hal yang membedakannya, misalnya nih ya...aku ditantang beli MacBook tapi cuma punya duit sejuta dan harus dapat dengan harga itu, aku bilang ga bisa, apa itu aku pesimis? NO, aku tau harga MacBook itu belasan hingga puluhan juta, aku realistis bilang ga karena duit sejuta ga bakal bisa beli itu. Mau yg bekas? yang rusak? Sama kaya orang nawar harga kamar di The Mulia sampai 1 Juta per malam, apa si "Ibu" ga ngamuk-ngamuk tuh?
Bilang "ga bisa" tidak selalu menunjukan kalau orang itu pesimis, bisa jadi dia itu realistis. Lagi pula tidak semua orang bisa melihat peluang dan tidak semua orang bisa melihat kode yang alam berikan.
Makin kesini aku menyadari aku hidup tuh bukan untuk menyenangkan semua orang, hellooooo, kasian banget yah kalo aku selalu berusaha menyenangkan orang di sekitarku dan mengesampingkan kebahagiaan ku sendiri. Bahagia melihat orang lain bahagia itu tidak seperti itu, bahagia ku adalah tanggung jawab ku. Aku tidak meletakkan kebahagiannku pada orang lain, pada sesuatu yang bisa hilang kapan saja.
Aku realistis, aku bisa optimis dan kadang pesimis. Aku bisa menebar aura positif dan negatif sekaligus. Aku adalah aku yang masih mencari tujuan ku, mencari passion ku, aku adalah percikan kecil dariNya.
Makin kesini aku makin sadar kalo semua orang itu unik. Dulu aq sering bilang "dia aja bisa kenapa aku ga?" tapi sekarang ga lagi, aku sadar kemampuan setiap orang itu berbeda. Teman ku mungkin bisa dan berani panjat tebing, tapi aku tidak. Bukan karena aku pesimis, tapi aku realistis. Aku tau kemampuan ku, daripada nanti jatuh dan ngerepotin orang mending aku cari kegiatan yang lain, seperti menulis misalnya.
Oke, uda mau jam 5 sore, uda waktunya pulang.
Salam hangat dr orang yang realistis dan malas
-Basmatika Awiq-
Komentar
Posting Komentar